Jumat, 31 Agustus 2018

Potret Negeriku

Sumedang,Italia dari Timur


Percayakah kamu, dulu, Sumedang dijuluki sebagai Italy of the East atau Italia dari Timur? 

Begitulah yang ditulis dalam buku karya seorang fotografer Belanda bernama Bapak Wijnand Kerkhoff. Buku itu berjudul Het Paradijs van Java. Itu artinya surga dari Jawa.


Buku itu menampilkan foto-foto Sumedang pada awal tahun 1900an. Foto-fotonya masih hitam dan putih, belum berwarna-warni seperti sekarang. Namun, dari foto-foto itu, terlihat Sumedang yang berbeda dari Sumedang yang sekarang. 

Dulu, Sumedang memiliki pemandangan alam yang sangat indah. Kekayaan budayanya pun beragam. Tahukah kamu, Sumedang pernah dikenal sebagai penghasil kopi, sutra, dan kerajinan panah? 

Keindahan dan kekayaan Sumedang itulah yang menyebabkan wisatawan dunia, dulu, pernah menjulukinya sebagai Italia dari Timur. Eh, tidak hanya itu julukannya. Menurut masyarakat Sumedang, dulu, Sumedang pernah disebut sebagai kota beledu atau beludru. Itu karena kota Sumedang sangat bersih. 


Apakah keindahan Sumedang dulu masih tersisa? Di tempat-tempat tertentu, keindahan Sumedang, ternyata, masih ada. Misalnya, di Kecamatan Rancakalong. Di sana, sawah-sawah terasering yang berringkat-tingkat bagai tangga tertata rapi dan menakjubkan.


Sementara di atas bukit tempat wisata Kampung Toga, terhampar pemandangan gunung, sawah, bukit-bukit, dan kota Sumedang. Indah, lo! Sebenarnya, jika menjelajahi Sumedang lebih jauh dan dalam lagi, mungkin, keindahan Sumedang akan lebih terlihat. 

Sumber : Majalah Bobo



Cerpen

TOKO SEPATU IBU
Oleh Kalya Innovie


Ibuku bekerja di toko sepatu. Sesekali sepulang sekolah, aku datang ke toko, menemani ibu. Aku senang memerhatikan berjenis-jenis sepatu yang dijual disana. Favoritku, tentu saja, jajaran sepatu anak-anak. Namun, aku hanya bisa membayangkan mengenakan sepatu-sepatu itu. Sebab, ibu selalu melarangku mencoba sepatu di tokonya. Kata ibu, nanti sepatunya kotor, atau rusak. 

Hari ini, aku ke toko dengan bersemangat. Semalam, ibu bilang, stok sepatu model baru sudah tiba. Aku tak sabar ingin melihat separu-sepatu itu. 


Aku datang di siang hari. Saat itu, pengunjung sepi. Aku bisa puas berlama-lama di rak sepatu anak. 

"Ingat, jangan dicoba sepatunya, ya," ibu mengingatkanku. 

Aku hanya mengangguk. Dan, disanalah aku menemukannya. Di bagian rak sepatu anak paling atas. Si merah cantik bertengger manis. Mataku tak bisa lepas memandanginya. 

Sepatu merah itu berhak rendah. Ada hiasan bunga cantik di depannya. Di bagian tumit, ada semacam tali berbahan pita. Tali itu nanti harus diikat mengelilingi pergelangan kaki. Aku bisa membanyangkan kedua kakiku memakai separu cantik itu. Perlahan kuraba permukaan sepatu dengan gemetar. Aku sangat ingin mencobanya! 

Aku mengintip dari sisi rak. Ibu sedang melayani pembeli, seorang ibu dan anaknya yang sebaya denganku. Aku melihat sekali lagi si merah. Kutelan ludahku. Kuintip harganya. Hmm, sepertinya tidak terlalu mahal. 



Aku hanya punya dua sepatu untuk sekolah. Kurasa satu pasang lagi untuk dipakai saat jalan-jalan ke luar rumah, tak mengapa. Ibu mungkin memperbolehkanku membelinya. Dengan hati-hati, aku membawa si merah, mendekati ibuku. 

Ibu pembeli tadi rupanya sedang membujuk anaknya untuk membeli separu yang dipilihkannya. Si anak tampak cemberut. Berulang kali ia menggelengkan kepala. Wajahnya tampak kusut, padahal bajunya cerah bermotif kupu-kupu. 

"Bu...," kupanggil ibuku dengan suara pelan. Ibu menoleh, melihatku, lalu mengerutkan kening saat sadar aku membawa si merah. 

Belum sempat aku mengucapkan keinginanku, belum sempat juga ibu menegurku, kami keduluan si baju kupu-kupu. 

"Aih! Sepatu ini bagus sekali! Ibu, aku mau sepatu yang ini!" seru si baju kupu-kupu sembari mengambil alih si merah dari tanganku. Aku melongo. 

"Kamu betul mau sepatu yang ini?" tanya ibunya. 

"Ya!" angguk si baju kupu-kupu mantap. 

"Tapi, sepatu ini sudah dipilih gadis kecil itu, Airin," tegur sang ibu memandang ke arahku. 

Aku tertunduk, lalu mengangkat mukaku, melirik ibu. Hanya sekejap ibu menatapku, lalu beralih ke Airin. 

"Dia anak saya, Bu. Saya rasa, dia belum terlalu butuh sepatu baru," ucap ibu. 

Ibu Airin tampak senang, lalu membuka dompetnya. Airin menunduk, mencoba si merah di kakinya. Ia melompat-lompat, berlari di lorong toko memakai si merah. Aku bisa membayangkan apa yang ia bayangkan. Pasti ia membayangkan sedang berlarian di taman bunga yang indah. 

Setelah Airin dan ibunya pergi, ibu mendekatiku. Aku masih menunduk, tak bisa menyembunyikan kekecewaanku. 

"Vika benar-benar ingin sepatu seperti itu?" tanya ibu lembut.

Belum sempat aku menjawab, datang seorang ibu dan anaknya memasuki toko. Ibu itu berpakaian kumal, membawa buntalan. Ia membawa seorang anak laki-laki kecil bertampang kotor. Pipinya di penuhi dengan ingus kering. Satu tangnnya erat memegangi ujung kemeja ibunya. Tangan yang lain memegang pedang mainan yang lusuh. Ibuku memberi kode agar aku menunggu sebentar. Ia menyapa tamunya dengan ramah. 

"Ada yang bisa saya bantu?"
"Ini...uang saya," ibu berpakaian kumal mengeluarkan sekantung recehan dari buntalannya. 

"Adakah sepatu untuk anak saya, yang bisa terbeli dengan uang ini?"

Aku terkesikap, melirik kaki dekil si anak yang hanya memakai sandal. Ibu tersenyum, lalu dengan sabar menghitung recehan yang di terimanya. Aku yakin, tak ada sepatu di toko ini yang dapat terbeli oleh ibu itu. Namun ibuku tak tega pembelinya pulang dengan tangan kosong. Anak lelaki berpedang itu tersenyum lebar saat sepasang sepatu baru menghiasi kakinya. Ia dan ibunya keluar toko dengan senyum puas. 

"Bu," aku memanggil ibuku. 
"Oh, ya. Vika, tentang sepatu itu..."
"Tidak, Bu. Vika memang ingin sepatu merah itu. Tali Vika baru sadar, kalau Vika belum butuh sepatu. Dua sepatu Vika masih bagus."

Aku mendekat, memeluk ibuku. Ibu tersenyum dan mencium keningku. Aku bangga pada ibuku. Walau hanya pegawai biasa di toko sepatu itu, Ibu rela membatu orang tak mampu. Aku tahu, ibu menggunakan uangnya sendiri, untuk menambah uang ibu berpakaian kumal tadi. Sehingga anaknya mendapat sepatu baru. 

Kalau ibu rela berkorban, maka aku pun bisa menunda kainginanku memiliki sepasang sepatu baru. Bukankah selama ini, jika ada sepatu yang diobral murah, Ibu selalu membelikanku. 

Aku kembali ke rak sepatu anak-anak. Mengamati satu persatu sepatu di sana. Aku membayangkan memakainya di kakiku. Kulihat ibu mengusap pipinya, lalu kembali sibuk mengatur sepatu di rak yang lain. Siang ini sungguh sepi. Namun aku senang, karena dapat memuaskan hobiku, melihat-lihat sepatu. 


Sumber : Majalah Bobo

Keliling Dunia

Bukan Desa Biasa


  • Kemajuan Pesat
Desa ini bernama Huaxi. Letaknya di Provinsi Jiangsu, Republik Rakyat Cina (RRC) atau Tiongkok. Huaxi termasuk desa kecil dan belum modern. Pada tahun 1961, desa ini hanya dihuni oleh 1.520 penduduk. Namun semenjak di pimpin oleh Pak Wu Renbao, desa ini mengalami kemajuan pesat.

  • Sang Pelopor
Pak Wu menjadikan desa Huaxi sebagai desa terkaya di dunia. Dulu, Pak Wu bekerja sebagai sekretaris partai di desa ini. Ia berasal dari keluarga petani dan tidak memiliki pendidikan tinggi.  Namun, berkat kesabaran dan kerja kerasnya, kini semua penduduk desa Huaxi dapat merasakan pendidikan graris.

  • Usaha Bersama
Kemakmuran desa Huaxi ini diperoleh berkat kerjasama semua penduduk. Pada waktu itu, Pak Wu menyarankan agar penduduk desa membuat usaha sendiri. Penduduk desa banyak yang membuat usaha di bidang pertanian. Usaha mereka berhasil. Pak Wu lalu kembali mengajak masyarakat untuk mengembangkan usaha di bidang industri. Salah satunya adalah pipa baja. Wah, hasil produksi pipa baja di desa ini pun meningkat pesat. Hasilnya banyak diekspor ke berbagai negara, seperti Amerika, Kanada, Eropa, Australia, dan negara-negara di Asia Tenggara.

  • Ikon Desa

Kalau memasuki desa ini, pengunjung akan melihat gedung hotel pencakar langit yang sangaaat tinggi. Gedung bernama Hanging Village of Huaxi ini menjadi ikon desa Huaxi. Gedung ini dibangun untuk memperingati 50 tahun kejayaan desa Huaxi.
Bentuk gedung ini mirip dengan trofi Piala Dunia. Tingginya 328 meter, mengalahkan tinggi Menara Eiffel di Prancis. Di dalamnya terdapat 800 kamar, kolam renang, restoran, ruang pameran... Dan dapat menampung 2.000 orang tamu. 
Di lantai 60, terdapat sebuah patung banteng terbuat dari 1 ton emas murni. Patung ini adalah lambang dari kemakmuran desa. Wow! 

Sst, penduduk desa Huaxi rata-rata memiliki simpanan uang di bank sebesar Rp2,5 miliyar. 

  • Fakta Lain :
  1. Desa Huaxi menggunakan helikopter sebagai taksi.
  2. Luas desa 30 km2 atau sekitar 3.000 hektar. Jumlah penduduknya lebih dari 30.000 orang.
  3. Setiap tahun, desa Huaxi melayani 1 juta orang tamu yang datang berkunjung.

Sumber : majalah bobo

Info Dunia

Tahukah kamu? 


  • Bagian tubuh manusia yang paling berlemak adalah otak.
  • Pinguin adalah salah satu burung yang tidak bisa terbang tapi ia pandai berenang bahkan menyelam.
  • Thomas Alfa Edison, sang penemu bola lampu, adalah orang yang takut  akan gelap. 
  • Kancing kemeja pria ada di kanan. Sebaliknya, kancing kemeja wanita ada di kiri. 
  • Jika berpergian, Pangeran Charles dan Pangeran Willian tak pernah berada dalam satu pesawat. 
  • Panjang keliling bulan, sama dengan jarak New York ke London.
  • Bekicot dapat berjalan menyusuri bilah pisau yang tajam, tanpa terluka.
  • Untuk bisa mengangkat orang yang beratnya 50 kg, diperlukan balon gas sebanyak 4.000 buah. 
  • "Sebentar" itu berlangsung kira-kira 60 detik.
  • Di bandara China pernah ada orang memakai baju 70 lapis agar tidak membayar kelebihan bagasi. 
  • Menurut NASA, bau udara di angkasa luar seperti bau daging dibakar. 
  • Dalam bahasa Thai, 5 dibaca ha. Dalam bahasa gaul 'hahaha' sering di tulis 555.
  • Peniti tercipta karena Walter Hunt harus segera membayar hutang. 
  • Gara-gara gagal membuat lem yang bisa melekat dengan kuat, akhirnya tercipta Post It.
  • Dalam setahun, mata kita memproduksi kira-kira 4,5 liter air mata untuk membuat mata tetap basah. 
  • Sejak tahun 1929 sampai tahun 1946 suara Mickey Mouse diisi oleh Walt Disney sendiri. 
  • Bukan hanya bulunya, kulit harimau pun belang-belang. 
  • Kandungan dalam air mata berbeda-beda. Tergantung emosi yang menyebabkan air mata itu keluar. 
  • Di Meksiko ada bunga beraroma cokelat. Namanya chocolate cosmos.
  • Neophobia adalah rasa takut untuk mencoba hal-hal baru. 
  • Kandungan emas dalam mendali emas, hanya 1,3% saja. 
  • Thumbelina, kuda terkecil di dunia, lebih pendek dari anjing herder.
  • Pada tahun 1929, pencipta tokoh Peter Pan memberikan hak patennya kepada sebuah rumah sakit anak. Dengan demikian rumah sakit tersebut berhak mendapatkan uang royalti. 
  • Puzzel diciptakan oleh seorang guru, untuk memudahkan anak-anak belajar peta. 
  • Di Swiss ada larangan memelihara marmut hanya  seekor karena binatang itu akan kesepian. 
  • Jika sebuah bintang di galaksi Bimasakti diibaratkan sebutir garam, maka jumlah bintang yang ada di Bimasakti sama dengan jumlah garam dalam sebuah kolam renang besar. 
  • Allodoxaphobia adalah rasa takut mendengar pendapat orang lain. 
  • Kulit di siku tidak akan terasa sakit ketika dicubit. 
  • Kita perlu waktu 31,688 tahun untuk menghitung angka 1 sampai 1 milyar Tanpa berhenti. 
  • Alat pembuka kaleng ditemukan 48 tahun setelah kaleng ditemukan.
  • Ada sepatu GPS buatan Wilcox yang memudahkan kita untuk pulang. 
  • Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 16 Desember 1811 di Amerika, menyebabkan sungai Mississippi mengalir berlawanan arah.
  • Kaki kelelawar terlalu lemah untuk menyangga tubuhnya sehingga mereka harus bergelantungan. 
  • Mata kepiting kapal kuda (Horseshoe crabs) terletak di ekornya. 
  • Di dunia ini lebih banyak orang menderita obesitas dibandingkan dengan orang yang menderita kelaparan. 
  • Berdasarkan perhitungan matematika, planet Neptunus sudah diperkirakan ada, meskipun planet itu belum terlihat oleh teleskop.
  • Pada tahun 2011 majalah Forbes memperkirakan kekayaan Paman Gober, salah satu tokoh dalam komik Donal Bebek, sebesar $441 trilyun.
  • 231 juta tahun yang lalu, ada buaya yang hidup di darat dan berkeliaran dengan dua kaki. 
  •  Nenek moyang sapi adalah auroch, binatang yang dikenal kuat, pintar, dan sangat gesit. 
  • Jika tanggal 1 dimulai dari pada hari minggu, pasti hari jumatnya akan jatuh di tanggal 13.
  • Dalam setahun, kecoa bisa menghasilkan sebanyak 400.000 telur.
  • Tinta pertama kali dibuat sekitar 4000 tahun sebelum masehi. 
  •  50 bintang dalam bendera Amerika Serikat adalah hasil desain seorang siswa SMA. Desain itu dibuat sebagai tugas sekolah. 
  • Di dunia ini lebih banyak flamingo tiruan dibandingkan dengan flamingo betulan. 
  • Tulang rusuk bergerak saat kita bernapas, kira-kira 6 juta kali dalam setahun. 
  • Gerhana matahari total rata-rata hanya berlangsung 7,5 menit.
  • Nama air terjun Niagara berasal dari sebuah kata dalam bahasa Indian Iroquois Onguiaahra. Artinya selat. 
  • Siput laut berjenis limpet mampu menahan beban 1.500 kilogram dengan giginya.
  • Anjing bisa mengenali hewan atau anjing lain ketika dicermin, tetapi ia tidak dapat mengenali dirinya sendiri. 
  • Rayap mentransfer bakteri baik dengan memberi makan satu sama lain melalui kotoran. 
  • Gazarella adalah keju mozarella yang terbuat dari susu kucing. 
  • 999 dalam bahasa Jerman dibaca neunhundertneunundneuzig.
  • Permainan ular tangga diciptakan oleh seorang penyair India Gyandev, pada abad ke-13. Awalnya disebut Mokshapat. 
  • Bila semua emas batangan dikumpulkan, akan membentuk kotak dengan panjang 20 meter, lebar 20 meter, dan tinggi 20 meter. 
  • Di Jilin, China, pohon gingseng berusia 300 tahun laku terjual seharga 3 juta yuan atau 4,8 trilyun rupiah.
  • Pupil mata kambing berbentuk persegi panjang. 
  • Menurut penelitian, cokelat panas lebih terasa enak jika disajikan di cangkir berwarna oranye. 
  • Pada 26 Mei 1881, banyak siput dan kunang-kunang berjatuhan di Inggris. 
  • Sengatan semut panda bisa melumpuhkan seekor sapi. 
  • Di Los Angeles, lebih banyak kendaraan dibandingkan dengan manusia.
  • 90% penduduk dunia berada di belahan bumi bagian Utara.


Sumber : majalah bobo 

Jumat, 03 Agustus 2018

Kumpulan Puisi

Hujan


Dikala awan mulai mendung
Pertanda dirimu akan turun
Perlahan titik-titik airmu
Mulai turun dan membasahi
Sebagian muka bumi ini

Hujan...

Kau tak pernah merasa lelah
Disaat kau menjatuhkan
Titik airmu
Meskipun bumi terkadang
Tak menyambutnya

Hujan...

Disaat dirimu mulai mereda
Kau akan menggantikan
Titik-titik airmu
Menjadi pemandangan
Yang sangat indah

Karya : Avita Maulinda


Sang Merah Putih


Dua warna yang menghias tanpa suara
Berkibar di langit cerah, bertiang tunggal
Setiap warna, memiliki lambang
Warna merah... 
Melambangkan keberanian rakyat
warna putih... 
Melambangkan kesucian hati ini

Dahulu para pahlawan
Rela mengorbankan jiwanya
Hanya untuk membelamu

Berkat perjuangan para pahlawan 
Kini engkau dapat berkibar
Dengan gagah di langit biru membentang

Karya : Avita Maulinda

Matahariku


Engkau merupakan sumber daya alam
Terbesar yang banyak akan manfaat
Di pagi hari engkau akan terbit
Dari ufuk timur dan tenggelam 
Ke ufuk barat pada sore hari

Dengan cahayamu yang terang 
Kau menyinari bumi ini
Aku tidak akan tahu
Jikalau engkau tiada
Bumi akan gelap gulita
Seperti tak ada kehidupan

Terimakasih matahari 
Engkau telah menyinari bumi ini

Karya : Avita Maulinda


Indonesiaku


Di negri inilah aku dilahirkan
Dan di negri inilah aku dibesarkan
Negara yang kaya akan budaya
Serta adat istiadat
Ada banyak pulau yang membentang
Dari ujung sabang sampai merauke

Indonesiaku...
Sungguh indah bentang alammu
Aku bersyukur pada Tuhan
Karena telah menjadikanku
Rakyat Indonesia
Dengan semboyan, Bhinneka Tunggal Ika

Karya : Avita Maulinda


Bulan


Kau muncul ketika langit menggelap
Pertanda akan datang malam hari
Dengan cahayamu kau menerangi
Bumi ini pada malam hari

Oh bulan... 
Kau terlihat indah dengan
Kawah-kawah yang ada disekitarmu
Dan dengan cahaya yang terang remang-remang

Oh bulan... 
Aku sangat ingin terbang ke angkasa lepas
Hanya untuk menari bersamamu
Sepanjang malam

Karya : Avita Maulinda

Potret Negeriku

Sumedang,Italia dari Timur Percayakah kamu, dulu, Sumedang dijuluki sebagai Italy of the East atau Italia dari Timur?  Begitulah ...